KUALATUNGKAL,RADARDESA.CO – Keluarga korban kebakaran SS Warga Terjun Gajah yang dimakamkan secara Covid-19 menuai kontroversi. Hal ini selain hasil swabnya negatif juga pemakamannya tidak menghadap kiblat.
Sebagaimana diketahui, SS harus menjalani perawatan setelah mengalami luka bakar saat berupaya memadamkan kebakaran kos-kosan di RT 11 Desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjabbar, Jumat (30/10/2020) malam. Namun, karena korban SS yang saat itu mengalami luka bakar 81 persen keburu meninggal dunia. Jadi tanpa harus menunggu hasil swab keluar, diputuskan dimakamkan secara protokol kesehatan.
Semetara Pihak RSUD Daud Arif Kualatungkal, beralasan sudah sesuai prosedur protokol kesehatan (Prokes). Pasalnya, sebelum wafat, dari hasil rapid test SS reaktif. Sehingga akhirnya diputuskan oleh tim gugus Covid-19, SS dimakamkan sesuai standar protokol kesehatan dan di lokasi khusus pemakan korban Covid-19.
Direktur RSUD Daud Arif Kualatungkal, Elfry Syahril, sebelumnya, menjelaskan bahwa berpatokan dari hasil rapid test terhadap SS hasilnya reaktif. Setelah itu dilakukan swab test.
“Memang rapid test belum bisa memastikan seseorang positif Covid-19. Tapi jika harus menunggu hasil swab keluar seminggu lagi, sementara korban sudah meninggal dunia. Jadi kita putuskan dimakamkan secara protokol kesehatan saja untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan. Pemakaman dilakukan tim gugus Covid-19 Kabupaten. Terkait hasil rapid itu bisa dipertanggung jawabkan,” kata Direktur RSUD Daud Arif Kualatungkal, Elfry Syahril.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Tanjab Barat, H.Taharuddin menegaskan dari hasil swab yang baru keluar diketahui bahwa hasil swab SS negatif. Ini artinya SS, tidak terpapar Covid-19.
“Ya, hasil swab SS baru keluar dan hasil swab nya negatif,” tegas Taharuddin, Kamis (19/11/20).
Selanjutnya, kata Taharuddin, terkait protes dari pihak keluarga, mulai dari persoalan arah makam jenazah SS yang tidak menghadap ke kiblat, dan status korban Covid-19, sementara pihak keluarga merasa SS murni korban kebakaran. Taharuddin mengatakan, semua persoalan tersebut masih dalam proses pembahasan antara Satgas Pemkab Tanjabbar dan para tokoh ulama.
“Kita masih tunggu hasil keputusannya, bagaimana solusi terbaiknya dari kesepakatan bersama,” ujar Taharuddin.(dul).