KOTAJAMBI,RADARDESA.CO – Cek Endra memang terpilih menjadi Ketua DPD Golkar Provinsi Jambi periode 2020-2025 secara aklamasi pada 1 Maret 2020. Ironisnya, belum genap setahun menjabat, jagoan Golkar kalah total dalam 5 pilkada di Jambi.
Satu-satunya jagoan Golkar yang menang hanya di pilkada Bungo, itu pun karena jagoan Golkar adalah H. Mashuri dan H. Safrudin Dwi Apriyanto (Hamas – Apri), yang merupakan petahana. Pasangan ini didukung oleh 7 partai yaitu PAN, PKS, PDIP, PPP, Partai Berkarya, Partai Golkar dan Partai Bulan Bintang.
Lima kekalahan yang diderita oleh Golkar terjadi di Pilgub Jambi, Pilkada Batanghari, Tanjungjabung Timur, Tanjungjabung Barat, dan Pilwako Sungaipenuh. Sebagian besar kekalahan diderita dengan cukup telak.
Salah satunya adalah di pilkada Tanjungjabung Timur. Jagoan Golkar yaitu Abdul Rasid – Mustakim hanya meraih 23,1 persen (28.471 suara), kalah telak dalam duel melawan Romi – Robby yang 76,9 persen (94.653). Sejarah mencatat, Romi – Robby, pertama kalinya menjadi pemenang pilkada lewat jalur independen di Indonesia.
Bahkan dirinya sendiri, Cek Endra – Ratu Munawaroh pun kalah tipis dalam Pilgub Jambi. Hasil real count KPU versi sirekap, pasangan Cek Endra – Ratu Munawaroh hanya meraih 37,3 persen (585.400 suara), kalah dari pasangan Al Haris – Abdullah Sani dengan perolehan 38,1 persen (597.518 suara).
Salah satu pengamat politik Jambi, Azrul Tanjung mengatakan bahwa fakta ini adalah sejarah kelam bagi Golkar di Jambi. Sebab, dalam sejarah, kekalahan telak kali ini merupakan pertama kalinya terjadi di Jambi.
“Golkar itu adalah partai lama dan kuat. Mereka biasanya selalu menjadi pemenang dalam pilkada, pilpres termasuk pileg. Mereka selalu mendapat hasil yang baik setiap pertarungan pilkada. Kali ini sungguh-sungguh di luar dugaan. Sampai mereka menderita kegagalan total dalam pilkada di Jambi,” kata Azrul yang juga pengurus MUI pusat.
Menurutnya, dengan hasil yang buruk ini, sebaiknya Golkar Jambi perlu melakukan evaluasi, apa saja yang menyebabkan mereka menderita kekalahan.
“Apakah mesin partai yang tidak berjalan, apakah salah mengusung kandidat, atau apa saja faktor-faktor yang menyebabkan mereka menderita kekalahan agar di masa mendatang, Golkar tidak mengalami hal buruk seperti ini lagi,” ujarnya. (*)