JAMBI, – RADARDESA.CO – Nahdlatul Ulama sedang menuju usia satu abad, sebuah proses panjang sebagai organisasi. Terkait ini, sebagai jamaah Nahdliyyin, izinkan saya menyampaikan beberapa hal yang menjadi konsern:
1. Nahdlatul Ulama merupakan organisasi yang dibentuk oleh kiai-kiai dan ulama kita sebagai penyangga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para pejuang NU, kiai-kiai, ulama di berbagai daerah, berada di garda depan perjuangan kemerdekaan. Ini terbukti dalam sejarah perjuangan bangsa, dengan fakta yang tidak bisa dibantah. Dengan demikian, investasi NU dan para ulama atas kemerdekaan Indonesia sedemikian besar.
2. Para kiai dan ulama NU selama ini menjadi pendidik yang mengajarkan ilmu, adab, etika dan pengetahuan kepada lintas generasi di Indonesia hingga sekarang. Kontribusi yang sangat besar kepada Indonesia, dalam rangka menguatkan sumber daya manusia dan membangun peradaban.
3. Nahdlatul Ulama juga punya generasi pejuang, aktivis dan politisi yang punya visi dan nilai etika untuk menjadikan Indonesia bangsa yang besar.
Warga Nahdlatul Ulama dalam berbagai kiprahnya, memiliki prinsip, sikap dan fondasi moral yang kokoh. Begitu juga dengan politisi dan birokrat Nahdliyyin yang saat ini berada di ranah legislatif dan eksekutif, mereka dibekali landasan moral untuk berjuang demi rakyat. Pondasi moral dari pesantren dan kultur NU menjadi sangat penting untuk memperjuangkan aspirasi warga di ruang politik, dengan pedoman Fiqh Siyasah (fikih politik),
4. Di Jambi, relasi keIslaman dan kebangsaan menjadi fondasi stabilitas sosial. Nilai-nilai keIslaman dan kebangsaan yang dipraktekkan oleh para kiai Nahdliyyin sudah saatnya menjadi nilai-nilai bersama yang semakin disebarluaskan untuk kebaikan ummat. Apa yang sering disampaikan almarhum Datuk, Orang Tua dan Paman kami di Pesantren As’ad Jambi tentang perjuangan dan pengabdian di masyarakat dan Nahdlatul Ulama menjadi pondasi prinsip saya untuk mengabdi dan berjuang selama ini.
5. Mari kita jadikan Satu Abad NU sebagai Konsolidasi Perjuangan Bersama. Pada usia satu abad ini, para kader Nahdliyyin dalam berbagai spektrum dan komunitasnya, sudah saatnya untuk saling membantu, saling menguatkan, bersama-sama berjuang pada ranahnya masing-masing. Mari bersama-sama menjadikan Momentum Satu Abad NU untuk bersatu, mengkonsolidasi, agar peran NU menjadi lebih bermanfaat pada dimensi keIslaman, kebangsaan dan keIndonesiaan.
*Mohd Indrawan Husairi*
Keluarga Besar Pondok Pesantren As’ad Jambi,
Sekretaris Pribadi KH. Said Aqil Siroj (2015-2019),
Bendahara PP Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (2015-2017, 2017-2022).