MUAROJAMBI, RADARDESA.CO – Tradisi lailatul ijtima’ merupakan kegiatan penting bagi perkembangan komunitas pesantren dan Nahdlatul Ulama. Hal ini disampaikan tokoh muda NU Jambi, Mohd Indrawan Husairi kepada media ini, Minggu (05/01).
“Lailatul ijtima’, atau pertemuan bulanan komunitas santri yang berisi pengajian, mujahadah, dan dzikir merupakan pertemuan penting karena menggerakkan organisasi. Di forum ini, berkumpul semua para kiai, santri, dan warga masyarakat untuk bersama-sama berdoa serta saling berkisah kondisi terakhir atas kondisi setempat,” terang Indrawan, yang hadir dalam Pengajian Bulanan dalam Rangka Satu Abad NU di Sungai Bahar Jambi, Sabtu malam (04/01).
Agenda pengajian dalam rangka Satu Abad NU ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Muaro Jambi dengan menghadirkan KH. M. Wahid Nuruddin dari Lembaga Dakwah PBNU, serta ulama dan kiai di kawasan Sungai Bahar. Hadir pula unsur pengurus MWC NU Sungai Bahar serta banom dan lembaganya.
Indrawan Husairi menegaskan, lailatul ijtima’ bukan hanya pengajian, tapi juga menjadi gerakan. “Jadi, ini warisan tradisi para kiai dan ulama kita, bahwa harus ada pertemuan rutin antar pengurus, penggerak organisasi dan masyarakat. Jadi semuanya bisa saling bertukar sapa, saling berbagi gagasan,” ungkap Indrawan yang berasal keluarga besar Pondok Pesantren As’ad Jambi.
Lebih dari itu, Indrawan mengungkapkan bahwa pertemuan rutin dan gerak organisasi yang saling menguatkan menjadi penting. “Ini kita memperingati Satu Abad Nahdlatul Ulama. Perjuangan komunitas santri tentu sudah ratusan tahun. Santri dan pondok pesantren sudah terbukti dalam melayani warga, memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan untuk kebaikan bersama. Artinya, politik untuk kemaslahatan,” terang Indrawan.
Indrawan Husairi mendukung penuh agenda-agenda lailatul ijtima di berbagai kawasan di Jambi. Ia berharap kader NU dan komunitas pesantren lebih sering menyelenggarakan pertemuan untuk mengkonsolidasi gerakan, demi kemaslahatan (*).