KUALATUNGKAL – Pimpinan Cabang Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Kabupaten Tanjung Jabung Barat, resmi mengesahkan 71 santri anggota baru melalui prosesi Khataman, Minggu (10/11/2019) malam. Para pendekar itu kini resmi memperkuat barisan perguruan Pagar Nusa Tanjung Jabung Barat yang sudah mencapai 600 anggota.
Khataman ini, digelar di halaman Ponpes Ribathul Athfal Sungai Sungai Serindit, Kecamatan Pengabuan dihadiri sejumlah pendekar yang dirangkaikan dengan acara Maulid Nabi Muhammad,SAW.
Ketua Panitia Khataman dan Tasyakuran Rubangi,SE mengatakan 71 santri yang disahkan itu berasal dari 4 anak cabang di 4 kecamatan di Tanjabbar.
Menurutnya, dengan sudah dikhatamkan para santri, maka para santri pendekar itu sudah resmi menjadi anggota Pagar Nusa Tanjabbar. Mereka diharapkan bisa menjaga soliditas serta marwah Pagar Nusa untuk senantiada menjaga kiai dan keutuhan NKRI.
“Pagar Nusa ini mendidik santri menjadi orang yang akhlakul karimah. Artinya ilmu bela diri yang mereka miliki harus digunakan untuk membenahi akhlak, kemaslahatan umum dan yang terpenting menjaga kiai dan NU,” paparnya kepada Radar Desa, Minggu (11/11/2019) malam.
Sementara itu Ketua PC Pagar Nusa yang diwakili Sekretaris Suheri Abdullah mengatakan Pagar Nusa Tanjung Jabung Barat berdiri sejak tahun 2012 hingga saat ini telah mencetak 600 pendekar Pagar Nusa yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tanjabbar.
“Alhamdulillah sejak berdirinya Pagar Nusa Tanjung Jabung Barat tahun 2012 lalu, hingga saat ini telah terdaftar sebanyak 600 anggota,”ujarnya.
Dikatakannya, Pagar Nusa hadir untuk membentengi anak-anak muda berbasis santri agar tidak terjerumus ke hal negatif, termasuk narkoba. Kehadiran Pagar Nusa juga sedikit banyak memperbaiki mereka yang sudah terjerumus.
Menurutnya, para anggota baru yang disyahkan dan dikhatami malam ini tidak mudah, sebab para santri tersebut telah lulus mengikuti latihan dan penggemblengan selama kurang lebih satu tahun. Setelah mengikuti penggemblengan, dilanjutkan mengikuti ujian kenaikan tingkat dan ujian akhir yang salah satunya ujian materi tentang keagamaan, keaswajaan dan ke NU an.
” Mereka yang lulus dan dibaiat menjadi pendekar Pagar Nusa malam ini tidak mudah, sebab mereka selain berlatih selama satu tahun, harus lulus ujian keagamaan, ke aswajaan dan ke NU an, sehingga pasca di khotami mereka harus siap menjadi kader NU yang siap menjadi Pagarnya NU dan Bangsa dan yang terpenting dapat menangkal Radikalisme di lingkungan masing-masing,” jelasnya.
Lanjutnya, seorang Pendekar Pagar Nusa dari sisi kemaslahatan dan menjaga akhlak itu jauh lebih dikedepankan di Pagar Nusa ketimbang sekadar kemampuan olah bela diri. Hal inilah yang membuat perkembangan Pagar Nusa terus menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun.
“Mereka yang masuk ke Pagar Nusa ini mayoritas yang ingin berbenah diri, berjuang untuk NU dan dipersiapkan menjadi kader-kader penerus pimpinan NU ke depan,” terang Suheri Abdullah yang juga General Manager RadarDesa.co
Kang Hery ( Sapaan Akrabnya,red) berpesan kepada anggota baru dan seluruh anggota Pagar Nusa Tanjung Jabung Barat, bahwa menjadi pendekar Pagar Nusa ini berat, sembari mengutip pesan Ketum PSNU Pagar Nusa Gus Nabil seorang pendekar Pagar Nusa tidak hanya yang melanggar PD/PRT saja yang dipecat, namun seorang pendekar Pagar Nusa tidak pernah sowan dan silaturahmi ke tempat para Kyai maksimal sebulan sekali, akan di pecat.
“Jadi Pagar Nusa ini nggak sekadar menekuni beladiri saja. Tapi yang terpenting silaturami dan semangat menjaga kiai,” terangnya.
Diakhir acara diisi Mauidzoh Hasanah yang disampaikan Gus H.Abdullah Ibnu Umar, LC,MA Ketua RMI Provinsi Jambi. (sah)
