KUALATUNGKAL,RADARDESA.CO – Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang merupakan karyawan PetroChina International Jabung Ltd terus meningkat. Hal ini setelah diumumkan tim gugus tugas penanganan Covid-19 kabupaten Tanjung Jabung Barat ada sebanyak 15 orang.
Dari angka tersebut, sebagian besar karyawan terpapar warga di wilayah Kecamatan Betara yang masuk wilayah operasional PT PetriChina International Jabung Ltd.
Jumlah pasien covid-19 tersebut dimungkinkan bisa bertambah. Pasalnya hasil uji swab dilakukan pihak perusahaan terhadap ratusan karyawan belum keluar semuanya hasilnya.
Hal ini membuat pihak Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan ( Forkopincam) Betara bersama tikoh masyarakat dan tokoh adat membuat kesepakatan memberlakukan lockfown lokal dan pemberlakukan jam malam bagi pedagang dan masyarakat di wilayah Kecamatan Betara. Tentunya, ini merugikan bagi pedagang yang selama ini berjualan di jalan lintas Kualatungkal- Jambi hingga dini hari.
Salah satu pedagang Lenny dan Rina di Pematang Lumut mengusulkan Gugus Tugas Kabupaten Tanjab Barat segera bertindak agar aktivitas PT PetroChina International Jabung Ltd di stop sementara waktu.
Menurutnya, penutupan sementara aktivitas perusahaan itu dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus corona karena jumlah pasien positif terus bertambah.
“Kan mata rantainya di dalam Petro, bukan masyarakat di luar, tapi kan faktanya kami-kami yang jadi imbas harus tutup usaha, sementara perusahan tetap jalan,” ungkapnya, Senin (27/07/20).
Sisi lain, kata dia guna menyelamatkan masyarakat sekitar perusahaan pertambangan minyak dan gas terbesar di Sumatera itu dari virus corona, serta menyelamatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Ini menyangkut nyawa manusia, sehingga kami minta Gugus Tugas segera bertindak untuk tutup Petro dulu. Jangan sampai menular ke warga sekitar perusahaan,” tambahnya.
Ia mengatakan, meski manajemen sudah memberlakukan uji Swab dan sebagainya penumpukan orang di lingkungan kerja tak bisa dihinadari. Keluar masuk karyawan rentan akan penyebarannya ke masyarakat.
Lebih lanjut, perusahaan sebaiknya mengkaji kebijakan-kebijakan baru demi kesehatan para pekerjanya. Terlebih, perusahaan harus memberlakukan sistem cuti berbayar bagi para pekerjanya yang terpapar.
“Itu, anak istri karyawan positif tak boleh keluar, biaya hidupnya siapa yang jamin, suaminya diisolasi di Jambi,” cetusnya.
Perusahaan juga harus bertanggungjawab memberi kompensasi kepada warga terdampak, khususnya pada pedagang di sekitar perusahaan.
“Ini wajib bagi perusahaan yang ada disekitarnya mengayomi, jangan sampai perusahaan untung masyarakat rugi. Cara seperti ini tidak dibenarkan, maka cari solusi yang terbaiklah, Pemda dalam hal ini Gugus Tugas harus hadir untuk masuarakat terdampak,” sebutnya.
“Kan, imbasnya masyarakat yang dirugikan, masyarakat disuruh tutup usaha, diuber-uber petugas, tapi perusahaan tetap operasi, kan tak nyambung. Jadi perusahaan wajib pikirkan dampak ini juga bagi masyarakat,” timpalnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Anggota DPRD Tanjab Barat, Suprayogi Syaipul mengungkapkan akan menyampaikan dalam rapat bersama tim gugus tugas Covid-19 Kabupaten Kabupaten Tanjabbar.
“Nanti Esok akan kita sampaikan dalam rapat bersama di Kantor Camat Betara,” ujarnya.
Seperti diberitakan, para pedagang makanan di Desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara (Simpang BGP) wajib tutup usaha malam hari pukul 22.00 WIB sebagai akibat merebaknya corona di lingkup PetroChina.
Dampak itu mulai terlihat dalam beberapa waktu terakhir, warga sudah memgeluh dan gerah dengan diberlakuka pembatasan aktivitas masyarakat/jam malam. Mereka (pedagang) mulai merasakan kerugian karena meroaotnya omset. Karena pukul 21.00 WIB sudah bersiap-siap menutup usaha.(dul)