“Jika ingin masuk surga ciptakan suasana surga dalam rumah anda saat didunia. Diantaranya, hiasi rumah dengan bacaan Al Qur’an minimal setiap hari satu ayat Al Quran dibacakan dirumah.”
Demikian ungkap DR.KH.Mustain Syafii, M.Ag Pengasuh Ponpes Madrasatul Qur’an, Tebu Ireng,Jombang saat mengisi mauidzah hasanah dalam rangka Maulid Nabi Muhammad, SAW yang digelar Majlis Ta’lim Ngopi Ireng Desa Bram Itam Raya, Kamis Malam (14/11). Sebab dengan Bacaan Al Quran rumah akan terasa nyaman.
KH.Mustain juga menjelaskan Al Quran terdiri dari 30 juz bukan petunjuk dalam Al Quran, bukan perintah Nabi, bukan pula buatan sahabat, tapi ijtihad para tabiin untuk membagi 114 surat itu menjadi 30 juz. Diantara tujuannya adalah agar lebih mudah membaginya untuk membaca 1 hari 1 juz.
“Sehingga, hari kan ada 30 , jadi dalam sebulan bisa khatam satu kali, “,ungkap ahli tafsir ini.
Bahkan, jika sudah tidak sanggup dan tidak bisa membaca Al Quran paling tidak, lanjutnya cukup memegang Al Quran untuk meraih ketenangan bathin.
Dikatannya, selain itu, rumah akan terasa laksana surga dunia ketika di dalamnya ada kerjasama antara suami dan istri untuk bersama-sama menumbuhkan dan mewujudkan kecintaan serta ketaatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Rumah yang di dalamnya sepasang suami istri saling bahu membahu untuk mendapatkan keridhaan Allah. Saling bekerja sama melakukan perbaikan diantara mereka.
Sebagai kepala keluarga seorang suami harus dapat membimbing dan mengarahkan istrinya agar tidak keluar dari jalur syariat. Demikian pula seorang istri haruslah senantiasa menopang, meneguhkan dan menyemangati suaminya agar senantiasa berada dalam jalur syariat yang diridhai Allah SWT.
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa wanita adalah mayoritas penghuni neraka. Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam ditanya, ternyata salah satu penyebabnya adalah kurangnya rasa syukur atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan suaminya.
“Diperlihatkan neraka kepadaku. Ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita yang kufur. ”Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”
Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka satu masa, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR Bukhari dan Muslim).
Seorang istri haruslah banyak-banyak bersyukur atas apa yang telah diberikan suami kepadanya. Bukankah suami telah bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhannya. Sekiranya hal tersebut dirasa masih kurang maka hal tersebut bukanlah alasan untuk kemudian tidak bersyukur.
Bersabar dan berdoalah agar suami dimudahkan rezekinya. Bahkan Allah mengancam para istri yang tidak tahu bersyukur atas pemberian suaminya.
Dari Abdullah bin Amr’ ujarnya: “Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterima kasih atas kebaikan suaminya, padahal ia selalu memerlukannya. – (HR. Nasa’i)
Sedini mungkin anak-anak dikenalkan dengan agama mereka. Sebelum anak-anak mendapatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka rumah adalah sekolah pertamanya. Kita sering mendengar istilah al ummu madrasatuh, ibu adalah madrasah, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Selayaknya seorang anak mengenal agamanya pertama kali dari orangtuanya.
Disarikan dalam Pengajian KH.Mustain Syafii di Majlis Ngopi Ireng Desa Bram Itam Raya.
Tim Redaksi RadarDesa.co