RADARDESA.CO,KUALATUNGKAL– Persoalan kemiskinan menjadi problem klasik yang selama ini sulit untuk dituntaskan. Selama ini, Pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat hanya terfokus pada insfrastruktur, tetapi tidak disertai dengan peningkatan perekonomian masyarakat, sehingga angka kemiskinan di kabupaten ini masih tinggi.
Bahkan, dari beberapa Bupati Tanjung Jabung Barat, hingga saat ini persoalan kemiskinan jadi momok tersendiri. Hingga saat ini, persoalan kemiskinan di Tanjabbar pun jadi janji-janji bakal calon Bupati Tanjabbar pada pilbup 2020 mendatang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 untuk kemiskinan kabupaten Tanjabbar masih diangka dua digit persis nya 11,32 persen dan itu tertinggi kedua setelah kabupaten Tanjab timur.
Menurut Anggota DPRD Provinsi Jambi Drs.H.Anwar Sadat,MAg yang juga bakal calon Bupati Tanjabbar ini mengaku persoalan kemiskinan selalu menjadi momok 2 kabupaten diwilayah timur Jambi. Sebab, persoalannya bukan masalah ekonomi masyarakat, tetapi lebih dari indikator kemiskinan itu sendiri.
” Persoalan kemiskinan di Tanjabbar dan Tanjabtim sebenarnya bukan masalah ekonomi atau masalah pengangguran, tetapi masalah indikator kemiskinan itu sendiri,” ujarnya kepada radardesa.co belum lama ini.
Sebab, lanjutnya angka perkapita masyarakat di Tanjabbar ini termasuk tinggi dibandingkan kabupaten lain, begitu juga angka pengangguran.
” Ya karena indikator kemiskinan tak hanya itu saja,” katanya.
Menurutnya, jika indikator kemiskinan tersebut tidak kita berantas, maka sampai kapanpun Tanjabbar dan Tanjabtim tidak pernah akan hilang angka kemiskinannya.
Lanjutnya, berdasarkan pertemuan pihaknya selaku anggota DPRD Provinsi Jambi dengan BPS, salah satu indikator kemiskinan yang sangat sulit dihilangkan di Tanjabbar ini adalah banyak masyarakat yang tidak memiliki jamban.
” Ya itu indikatornya, banyak masyarakat yang tak miliki jamban, jika ini dibiarkan sampai kapanpun Tanjabbar akan tetap tingkat kemiskinanya akan tetap tinggi,”tandasnya.
Ia mencontohkan, saat ini khususnya masyarakat di daerah perkebunan masih banyak tak miliki jamban. ” Didarat masih banyak yang tak miliki jamban, wal hasil kalau buang hajat dikebun,” jelasnya.
Lanjutnya, siapapun yang akan memimpin Tanjabbar kedepan jika indikator ini tak diatasi maka angka kemiskinan akan tetap tinggi.
” Solusinya, untuk mengatasi kemiskinan ini, yaitu pemerintah harus bisa memfasilitasi masyarakat untuk membuat jamban,”ungkapnya.
Jika ini tidak dilakukan pemerintah kabupaten lanjut Alumni PMII ini, maka angka kemiskinan di Tanjabbar ini akan tetap tinggi.(sah).