RADARDESA.CO,BETARA – Kopi Liberika Tungkal Komposit, Produk Kopi Varian Liberika dari Tanjung Jabung Barat, bahkan kopi ini masuk pasaran internasional. Namun demikian, saat ini produksi kopi liberika tersebut saat ini mulai menipis, akibat banyak warga yang mengalihkan fungsikan lahan untuk komiditi lain yang lebih menggiurkan.
Dari data yang dihimpun RADARDESA.CO, Pada 23 Juli 2015 lalu, kopi liberika tersebut mendapat sertifikasi indikasi geografis yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM. Hasil uji cita rasa dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia menyimpulkan bahwa kopi liberika Tungkal dengan proses olah basah kopi pera, (OBKP) memiliki cita rasa herbal, rubbery, rutter sourish and too high acidity.
Untuk mengupayakan hal tersebut, Kelompok Usaha (KUB) Haji Bangun menggelar Rembuk Kampung dan Penanaman 10.000 Bibit Kopi Liberika Tungkal Komposit, di Area Perkebunan Panting Nol, Dusun Sungai Haji, Desa Sungai Terap, Kecamatan Betara, Kabupayen Tanjung Jabung Barat, Minggu (24/11/19).
Hal sebagai upaya, peningkatan perekonomian warga desa dan mewujudkan keterampilan warga dalam mengolah bahan baku yang ada di desa menjadi produk-produk unggulan desa.
Bupati Tanjab Barat,H.Safrial yang membuka acara tersebut mengatakan jika acara ini digelar untuk memberikan motivasi bagi para petani dan dalam rangka membantu meningkatkan SDM.
“Saya mengharapkan agar dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku sehingga apa yang diharapkan dapat terwujud,” ujar bupati.
Dia menambahkan, dalam satu dasawarsa terakhir, keberadaan tanaman kopi liberika sungguh terancam karena petani tergiur dengan harga komoditi perkebunan lain, sehingga dialihkan fungsi komoditi lain juga.
“Oleh karena itu butuh komitmen yang kuat baik dari petani maupun stakeholder terkait untuk mempertahankan keberadaan kopi liberika Tungkal komposit di Kancah perkopian nasional,” tukasnya.
Ia menyatakan, Luas lahan kebun Kopi Liberika Tungkal Komposit di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tercatat saat ini mencapai 2.710 hektare dengan produksi mencapai ratusan kilogram per hectare, hal ini kata bupati dapat menjadi modal dasar bagi pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kopi liberika sudah ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sejak tahun 1940 dan menjadi tanaman yang dapat dibudidayakan dan sudah mendapat hak paten dari Kemenkumham tahun 2015. Dan ini sudah menjadi produk unggulan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,” jelasnya.
Dia menambahkan, dalam satu Dasa terakhir, keberadaan tanaman kopi liberika sungguh terancam karena petani tergiur dengan harga komoditi perkebunan lain, sehingga dialihkan fungsi komoditi lain juga.
“Oleh karena itu butuh komitmen yang kuat baik dari petani maupun stakeholder terkait untuk mempertahankan keberadaan kopi liberika Tungkal komposit di Kancah perkopian nasional,” tukasnya.
Bupati menyebutkan Sudah banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengangkat kopi liberika Tungkal komposit menjadi produk unggulan daerah dan produk yang menjadi lokomotif bagi kegiatan ekonomi kreatif.
“Saya berharap pada kelompok kelompok tani yang mendapat bantuan tetap komitmen dan terus mengembangkan usaha-usaha yang ada sehingga bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan selanjutnya saya instruksikan kepada ajaran yang terkait agar dapat berperan aktif dalam membina dan mendampingi petani,” paparnya.
penulis : Sudirman
Editor : Hery