” Crucup kan yang nyarikan masyarakat, tetapi hanya dibeli murah Rp.9000 per batang, tentu ini namanya pembodohan,” tandasnya.
Fatah mengaku sebenarnya pekerjaam proyek jembatan sangat dibutuhkan masyarakat saat ini, namun harusnya pihak kontraktor juga jangan asal mengerjakan apalagi tanpa adanya pengawasan dari konsultan.
” Proyek jembatan ini kan jadi harapan masyarakat, namun pekerjaannya jangan asal, konsultan pengawas juga harusnya stanbay bukan malah sebaliknya,” ungkapnya.
[irp]
Fatah mengaku jika memang pihak konsultan pengawas jarang berada ditempat, sehingga pihak kontraktor seenaknya memgerjakan pekerjaannya.
” Konsultan harusnya stanbay, bukan jarang ditempat, ini kita jarang lihat kobsuktan di sini,” ungkapnya.
Kades juga mengaku jika ada 3 pekerjaan jembatan yang dikerjakan rekanan Penghai berada di Desa Harapan Jaya.
“Iya ada 3 di Desa Harapan Jaya, ketiganya dikeluhkan masyarakat,” ungkapnya.
Terpisah, Pimpinan Ormas Rajawali Sakti, Sudirman, mengatakan jika pembangunan jembatan tersebut tidak dikerjakan secara profesional.
“Ini namanya kerjaan amburadul, pembangunan 4 jembatan sekaligus oleh Penghai benar-benar telah mengecewakan masyarakat,” ungkapnya.
Dirinya juga sangat menyesalkan proyek bernilai sekitar Rp.24,8 miliar itu, tanpa diawasi oleh pihak terkait.
“Walau tidak diawasi, tapi pengerjaan tetap berjalan, ini luar biasa,” tegasnya.
Diakuinya, Penghai sudah terkenal dalam hal proyek (pemerintahan), bahkan setiap tahun proyek yang didapatnya dari pemerintah mencapai puluhan miliar.
“Iya, dia juga orang dekat Bupati Tanjabbar. Jadi siapapun yang mengganggunya tidak akan mampu, sebab Penghai adalah orang top di wilayah kita ini,” sebutnya.
Penghai memang hebat, kata Sudirman, sebab di saat proses lelang proyek masih dalam proses, dia sudah mengetahui jika empat paket jembatan ini akan jadi miliknya. Karenanya, semua persiapan, mulai dari bahan dan lain-lainnya sudah standbay di lokasi, bahkan sudah menanam tiang pancang dan mengecor oprit jembatan terlebih dahulu tanpa diawasi oleh pihak Konsultan Pengawas dan dinas terkait.
“Kita jangan heran, jangankan dinas terkait dan konsultan pengawas, Bupati (Tanjabbar) saja tidak berani menegur Penghai, apalagi untuk mengambil tindakan,” jelas Sudirman.
Terkait itu, Sudirman jauh hari sudah mewanti bahwa pekerjaan empat jembatan ini tidak akan menghasilkan kualitas dan kuantitas seperti yang diharapkan.
“Contohnya saja dari tahun sebelumnya proyek yang dikerjakan Penghai tidak pernah ada yang beres atau memuaskan masyarakat setempat, namun tetap saja pemkab terkesan tutup mata,” tukasnya.(rie)